Lahirnya Bayi, Medan Suara

 Atas semua kejadian ini, akhirnya semuanya bermula....

Logo Medan Suara



                Teriringkan oleh nada-nada lagu jaman perjuangan dulu, dunia seakan menatap kepadaku, “Hidup! Hidup! Hidup!” Seolah menyerukan kepada sanubari untuk tetap hidup dalam keadaan apapun sesampai makna hidup ini didapatkan. Hidupku tidaklah semenarik FTV dan seindah surga, mungkin kekalau diberi pilihan akan memilih antara surga dan neraka, kupilihlah neraka. Indah bersamamu, sesiapapun engkau mestinya akan kuhadirkan dalam ceritaku ini tiada peduli engkau bajingan ataupun engkau malaikat. Jangan sesampai ini fakta yang ada menundukkan diriku yang masih suka dan makan idealitas.

                Tanggal 17 merupakan tanggal yang spesial,” disertai wewarna hijau, pesan ini tertuju padaku. Benar, tanggal 17 memanglah tanggal yang sangat spesial, tanggal diriku ini menyatakan cinta untuk pertamakali dengan mulut naif ini, juga tanggal Kemerdekaan Indonesia, Aku Cinta Indonesia, Merdeka! Salamku untuk engkau para sesepuh pendahulu Republik Indonesia ini, salam takdim. Engkaulah sang dambaan hatiku, semoga engkau masih berkenan dalam sejarahku.

                Sebelum pemberangkatanku dari Wonosobo menuju Negara kecil namun maju, teringatkan pada tanggal 3 Maret 2018. Sepagi itu, tanggal 3 Maret, terdapat seorang ibu yang berkesah-resah, mengeluarkan setiap tenaga yang dipunyai, tanpa ada satupun maksud selain kata “hidup, hidup, dan hiduplah!” Muka merah padam karena lelah sudah menghunjam setiap otot yang ada, keringat sudah mulai deras mengucur keluar dari setiap pori-pori tubuh membasahi kain-kain alas tak berdosa. Suasana masihlah amat sangat dingin di luar sana, Wonosobo menjadi setan untuk setiap manusia yang tak bisa menikmati dingin dengan segenap hati. Raja duniapun masih malas untuk keluar dan menghangatkan sekitar, terlihat di ujung sana jendela masih tergambar rintik-rintik sang seniman pagi, embun. Tegang meregang setiap jeritan nafsiah, tentang apa, tentang bagaimana, dan semuanya tentang rasa! 

                Tabuh genderang perang dengan kegelapanpun terdengar, Sang Raja pagi memulai-Jago pagi. Pecah! Pecah sudah pagi itu, seraya laksa enigma mulai melarikan diri membawa serta eleginya. Tangis bayi membawa rupa-purwa rupa akan setiap detik setelah dia mulai hadir. Tangis bahagia disertai dengan ratap panjang, “bagaimanakan nasib bayi tak berdosa ini dikemudian hari?” Hanyalah kesenduan yang menyelimuti, walau Sang Raja pagi sudah membakar pagi itu.

                Kelahiran berasal dari proses yang sangat panjang, mulai dari sentuhan secara langsung, gagasan, konsep, aksi, kemudian kesemuanya teratur dengan baik dan konsisten. Hadir 3 orang waktu itu, berundingkan akan apa nama yang nantinya akan diberikan. 

Tidaklah mudah memikirkan nama, menurut orang jawa “jeneng iku kinaryo japa,” nama itu merupakan sebuah pengharapan ataupun Do’a. Berawal dari Wonosobo, kemudian beranjak ke Medan dan berakhirlah di Suara. Memikirkan apa yang pas Untuk Wonosobo dan daerahnya, dengan kata Wonosobo tentukan bagus dan cocok. Namun, tercuatkan sebuah gagasan atas apa yang muncul seketika, Medan! Medan tempat pertamakali Tirto Adhi Soerjo melakukan serangannya atas ketidak adilan, Medan Prijajinya. Berlanjutkan mendiskusikan sebuah advokasi, haruslah ada penyuaraan publik ke pemerintahan, tercuatlah Suara. Berakhirlah kita di ujung kesepakatan yang mufakat dengan nama Medan Suara! 

Dalam konstitusi negara Indonesia dituliskan Pembangunan Nasional, haruslah melakukan pembangunan dengan sebenarnya pembangunan. Pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, dengan mengikutkan masyarakat dalam setiap tindak pembangunan, fisik maupun non fisik. 

Pembangunan fisik dan non fisik semuanya mempunyai makna. Fisik dalam wujud fasilitas umum, gedung, jalan serta teknologi, nonfisik dalam bentuk wacana, gagasan, penelitian, serta bentuk yang lainnya, semuanya masih tergolong dalam jenis pembangunan. Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Mari, membangun dengan suara(tulisan, gambar, dan suara secara fisik).




share with URL ^_^ . Keep Reading >> http://MedanSuar4.blogspot.com/

Comments

Popular posts from this blog

Wonosobo dan Kebebasan

Indonesia, Taiwan, dan Mahasiswa

Burung Kuning Terbang Indah Sekali